Kegiatan Pengembangan Diri

Dalam perjalanan saya sebagai fasilitator PKG PJOK, saya berkesempatan mendampingi guru lain, berbagi pengalaman, dan saling belajar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PJOK. Setiap sesi pendampingan menjadi momen berharga untuk menyemangati, memotivasi, dan membantu guru menemukan cara inovatif dalam mengajar.

Saya percaya bahwa berbagi pengalaman bukan sekadar mentransfer pengetahuan, tetapi juga tentang mendengar, memahami tantangan, dan bekerja sama untuk menemukan solusi terbaik. Melalui peran ini, saya merasa dapat berkontribusi dalam membangun komunitas guru yang saling mendukung, terus berkembang, dan berkomitmen menghadirkan pembelajaran yang bermakna bagi murid.

Mengikuti PKG PJOK BBGP Jawa Timur 2024 di Kota Batu menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi saya. Kegiatan ini tidak hanya memperluas wawasan, tetapi juga meningkatkan keterampilan saya sebagai guru PJOK. Selama program, kami diajak merasakan pembelajaran yang aktif, inspiratif, dan kolaboratif, memadukan teori dengan praktik langsung di lapangan.

Saya belajar memahami paradigma baru PJOK yang berpusat pada murid, aman, inklusif, dan menyenangkan, sekaligus merasakan bagaimana inovasi dalam pembelajaran bisa membuat murid lebih antusias dan terlibat. Selain itu, pengalaman ini memperkuat jejaring antar guru, membuka kesempatan untuk berbagi pengalaman, saling mendukung, dan membentuk komunitas belajar yang hangat.

PPKG PJOK bukan sekadar pelatihan—bagi saya, ini adalah bekal nyata untuk terus meningkatkan mutu pembelajaran, menghadirkan inovasi di kelas, dan menumbuhkan kebiasaan hidup sehat bagi setiap siswa yang saya dampingi.

Program Calon Guru Penggerak (CGP) menjadi pengalaman pelatihan yang sangat berkesan bagi saya. Program ini membuka wawasan baru dan memberi kesempatan untuk mengalami pembelajaran yang mendalam, interaktif, dan penuh refleksi—tidak sekadar teori, tetapi langsung menerapkan praktik kepemimpinan pembelajaran di sekolah masing-masing.

Selama program, saya belajar banyak hal mulai dari coaching, membangun budaya positif, hingga mengembangkan komunitas belajar, yang membuat saya lebih percaya diri untuk menjadi agen perubahan. Yang paling berkesan adalah bagaimana CGP membentuk guru untuk berpihak pada murid, menggerakkan rekan sejawat, dan menciptakan lingkungan belajar yang sehat, inklusif, serta menyenangkan bagi semua.

Saya berkesempatan mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan (TPPKSP) yang bertempat di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pasuruan. Kegiatan ini menjadi pengalaman berharga karena memberikan banyak wawasan tentang bagaimana menciptakan sekolah yang aman, nyaman, dan berpihak pada murid.

Tidak hanya menerima materi, Bimtek ini juga menghadirkan ruang diskusi dan praktik bersama untuk memahami strategi nyata dalam pencegahan serta penanganan kekerasan di sekolah. Bagi saya, pengalaman ini memperkaya pengetahuan sekaligus meneguhkan komitmen untuk terus mendukung terwujudnya ekosistem pendidikan yang ramah, inklusif, dan melindungi setiap anak.